Profil Desa Lembupurwo
Ketahui informasi secara rinci Desa Lembupurwo mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Desa Lembupurwo, Kebumen, adalah destinasi pesisir unggulan dengan Pantai Laguna yang unik, konservasi penyu, dan kawasan agrowisata kelengkeng "Agromen". Desa ini memadukan keindahan alam, potensi pertanian modern, dan perikanan untuk kemajuan ekonomi lo
-
Destinasi Wisata Terpadu
Memiliki Pantai Laguna yang unik dengan telaga air payau, gumuk pasir aktif untuk sandboarding, dan menjadi pusat konservasi penyu yang penting di pesisir selatan.
-
Sentra Agrowisata Modern
Lokasi Kawasan Agrowisata Kebumen (Agromen) yang fokus pada budidaya kelengkeng skala besar dengan teknologi modern, menawarkan wisata edukasi dan petik buah.
-
Ekonomi Berbasis Sumber Daya Alam
Perekonomiannya ditopang oleh sinergi tiga sektor kuat, yaitu pariwisata bahari, pertanian hortikultura unggulan, dan perikanan air payau di kawasan laguna.

Desa Lembupurwo di Kecamatan Mirit, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, menjelma menjadi kawasan strategis yang memadukan potensi agraris, pariwisata bahari dan upaya konservasi lingkungan. Terletak di pesisir selatan Jawa, desa ini tidak hanya menawarkan keindahan alam yang memukau melalui Pantai Laguna-nya, tetapi juga tengah berkembang pesat sebagai sentra agrowisata modern yang menjanjikan peningkatan ekonomi berkelanjutan bagi warganya.
Geografi dan Demografi Wilayah
Desa Lembupurwo secara geografis terletak di bagian paling timur wilayah pesisir Kabupaten Kebumen, berbatasan langsung dengan Kabupaten Purworejo. Lokasinya yang strategis menempatkannya sekitar 32 kilometer dari pusat kota Kebumen. Wilayah desa ini mencakup total luas 595,88 hektar, didominasi oleh dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 6 meter di atas permukaan laut.
Berdasarkan data terakhir yang tersedia, meskipun angka spesifik untuk desa belum dirilis secara resmi untuk periode terbaru, Kecamatan Mirit secara keseluruhan memiliki jumlah penduduk 53.620 jiwa pada tahun 2023. Dengan luas wilayah yang ada, kepadatan penduduk di Desa Lembupurwo menunjukkan pola pemukiman komunal yang khas di daerah pesisir, dengan konsentrasi penduduk di area permukiman yang terpisah dari lahan pertanian dan kawasan wisata.
Secara administratif, Desa Lembupurwo memiliki batas-batas yang jelas. Di sebelah selatan, wilayahnya berhadapan langsung dengan luasnya Samudra Hindia. Sebelah utara berbatasan dengan wilayah Kecamatan Bonorowo. Di sisi barat, desa ini bersebelahan dengan Desa Tlogopragoto, sementara di sebelah timur berbatasan dengan Desa Wiromartan, yang menjadi penanda gerbang masuk dari arah Kabupaten Purworejo. Topografi landai dan berpasir ini sangat memengaruhi corak pemanfaatan lahan yang didominasi oleh pertanian lahan kering dan pariwisata pantai.
Sejarah dan Tata Pemerintahan
Asal-usul nama Lembupurwo memiliki akar budaya yang kuat dalam bahasa Jawa. Nama ini merupakan gabungan dari dua kata, yakni "Lembu" yang berarti sapi dan "Purwo" yang bermakna awal atau permulaan. Menurut penuturan sejarah lokal, nama tersebut merefleksikan masa lalu desa sebagai daerah yang dikenal memiliki banyak ternak sapi. Desa Lembupurwo modern terbentuk dari hasil penggabungan (blengketan) empat desa kecil di masa lampau, yaitu Desa Lengkong, Aglik, Tlogogunung, dan Pejaten, yang dipersatukan di bawah satu administrasi untuk efektivitas pemerintahan.
Pemerintahan Desa Lembupurwo saat ini dipimpin oleh seorang Kepala Desa, yang berdasarkan data wawancara dalam sebuah penelitian yang dipublikasikan pada April 2024 oleh UIN Saizu Purwokerto, dijabat oleh Bapak Cokro Aminoto. Pemerintah desa secara aktif mengelola potensi wilayah, terutama melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang menjadi motor penggerak utama dalam pengembangan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Pemerintah desa juga berperan penting dalam memfasilitasi program-program dari pemerintah pusat dan daerah, termasuk pengembangan Kawasan Agrowisata Kebumen (Agromen) dan program pemberdayaan masyarakat lainnya. Sinergi antara pemerintah desa, kelompok sadar wisata (Pokdarwis), dan perkumpulan petani menjadi kunci keberhasilan implementasi berbagai inisiatif pembangunan di Lembupurwo.
Potensi Ekonomi: Dari Pertanian Hingga Pariwisata Unggulan
Perekonomian Desa Lembupurwo ditopang oleh tiga sektor utama: pertanian, perikanan, dan pariwisata. Kombinasi ketiganya menciptakan ekosistem ekonomi yang tangguh dan saling mendukung.
Di sektor pertanian, Lembupurwo dikenal dengan lahan pasirnya yang subur untuk berbagai komoditas hortikultura seperti semangka, melon, dan pepaya California. Namun ikon agraris terbaru yang menjadi daya ungkit ekonomi desa yaitu perkebunan kelengkeng modern. Inisiatif ini dikelola secara profesional oleh perkumpulan petani yang menerapkan teknologi pertanian maju. Perkebunan yang menargetkan penanaman hingga 12.000 pohon kelengkeng ini tidak hanya bertujuan untuk pasar buah segar, tetapi juga dirancang sebagai bagian dari Kawasan Agrowisata Kebumen (Agromen). Kawasan seluas lebih dari 50 hektar ini diproyeksikan menjadi pusat edukasi pertanian, wisata petik buah, dan penggerak ekonomi baru di pesisir selatan Kebumen.
Sektor perikanan juga memegang peranan vital. Laguna yang terbentuk di muara Sungai Wawar menjadi lokasi ideal untuk budidaya perikanan air payau. Masyarakat dan kelompok nelayan setempat, dengan dukungan dari berbagai pihak termasuk akademisi, telah berhasil mengembangkan budidaya ikan bandeng. Penebaran puluhan ribu benih ikan secara berkala diharapkan dapat menjadikan laguna sebagai lumbung perikanan yang produktif, memenuhi permintaan pasar lokal dan sekitarnya.
Puncak dari potensi ekonomi desa ini termanifestasi pada sektor pariwisata. Pantai Laguna Lembupurwo merupakan destinasi andalan yang menawarkan pesona alam unik dan jarang ditemui di tempat lain. Objek wisata ini bukan sekadar pantai biasa, melainkan sebuah lanskap alam yang komplet, terdiri dari:
Laguna (Telaga Air Payau): Sebuah telaga tenang yang menjadi muara sungai, dikelilingi oleh rimbunnya hutan mangrove dan cemara udang. Pengunjung dapat menikmati suasana teduh sambil menyewa perahu untuk berkeliling.
Gumuk Pasir: Desa Lembupurwo memiliki formasi gumuk pasir aktif yang menyerupai gurun mini. Keberadaan gumuk pasir ini menjadi arena untuk aktivitas rekreasi seperti sandboarding.
Konservasi Penyu: Pesisir pantai Lembupurwo menjadi salah satu lokasi pendaratan penyu untuk bertelur. Terdapat pos konservasi yang aktif melakukan penetasan semi-alami dan pelepasan tukik (anak penyu) ke laut, menjadikannya destinasi wisata edukatif.
Keberhasilan pengelolaan pariwisata ini terbukti dari tingginya angka kunjungan. Seperti yang diungkapkan oleh Kasi Pemerintahan Desa Lembupurwo, Misroh, dalam sebuah wawancara pada April 2025, "Pada hari ramai seperti libur Lebaran, pengunjung bisa mencapai 30 ribu orang." Lonjakan wisatawan ini memberikan dampak ekonomi langsung melalui retribusi yang dikelola BUMDes, penyewaan perahu, serta warung-warung kuliner yang berjejer di sepanjang pantai.
Peluang dan Prospek Masa Depan
Desa Lembupurwo berada di jalur yang tepat untuk menjadi desa mandiri yang maju dan berdaya saing. Proyek strategis seperti Kawasan Agrowisata Kebumen (Agromen) yang diresmikan pada April 2025 menjadi fondasi kuat untuk masa depan desa. Agrowisata ini dirancang tidak hanya sebagai tujuan wisata, tetapi juga sebagai pusat inovasi pertanian yang dapat diadopsi oleh masyarakat luas.
Pengembangan infrastruktur yang terus dilakukan oleh pemerintah daerah, termasuk perbaikan akses jalan menuju lokasi wisata, akan semakin membuka gerbang bagi wisatawan dan investor. Tantangan ke depan ialah menjaga keseimbangan antara pengembangan ekonomi dan kelestarian lingkungan. Eksploitasi sumber daya alam, terutama di kawasan pantai dan laguna, harus dilakukan secara bijaksana untuk mencegah kerusakan ekosistem.
Dengan kepemimpinan yang solid, partisipasi aktif masyarakat, dan dukungan berkelanjutan dari pemerintah, Desa Lembupurwo memiliki potensi besar untuk tidak hanya dikenal sebagai destinasi wisata unggulan di Jawa Tengah, tetapi juga sebagai percontohan desa pesisir yang berhasil memajukan ekonomi melalui inovasi pertanian dan pariwisata berkelanjutan.